ESWL
(Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy)
Penggunaan enegi akustik “gelombang kejut” atau sock wave
untuk pemecah batu ginjal pertama kali
ditemukan pada tahun 1966 secara tidak sengaja oleh perusahaan jerman donier yang kemudian pada tahun 1980
diciptakan pesawat ESWL (electro corporial lithotripsi ) generasi pertama yang
dipasarkan dan digunakan untuk pasien.
Pesawat pemecah
batu ginjal (ESWL) pertama di Indonesia dari merk Siemen yaitu “Lithostar” yang
dipasang dirumah sakit Pertamina Jakarta pada akhir tahun dan merupakan pesawat
ESWL generasi kedua. Pada pesawat ESWL generasi kedua ini pasien tidak perlu
lagi di celupkan dalam “Bath tube”.
Gelombang Akustik
Penggunaan gelombang akustik dalam dunia kedokteran baik
untuk diagnostik maupun terapi telah lama dilakukan seperti pesawt USG dan
pesawat terapi ultrasonik untuk otot disini energi akustik yang digunakan mempunyai intensitas rendah.
Energi gelombang akustik yang selama ini digunakan adalah
gelombang bunyi yaitu gelombang mekanik yang merambat secara longitudinal,
pemampatan dan peregangan terjadi secara bergantian. Perambatan daam medium
yang linier dan homogen dengan energi yang rendah parameter nolinier dapadapat
diabaikan maka gelombang bunyi akan merambat dengan kecepatan dan bentuk yang
tetap dan biasanya simus. Apabila enegi akustik besar hingga parameter linier
tidak dapat diabaikan terjadilah gelombang kejut dengan ciri-ciri gelombang non
linier yaitu amplitudo merupakan fungsi dari kecepatan rambat gelombang
berakibat bentuk gelombang akanmengalami perubahan dengan bentuk front gelombang.
Terbentuknya gelombang kejut tergantung dari kekuatan sumber
dan jarak sumber, pembentukan gelombang kejut dapat dilakukan dengan
menggunakan lensa akustik.
Medium yang dilalui gelombang kejut mengalami perubahan
secara mendadak dalam kecepatan, tekanan dan suhu. Perubahan tekanan
positip medium akan akan mengalami
tekanan pemampatan (compres presure) sedangkan perubahan tekanan negatip medium
akan mengalami tekanan perenggangan (tensile presure).
Dalam medium fluida tekanan perenggangan akan mengalami gejala
cavitation yaitu membentuk gelembung gas (soft cavitation) atau gelembung udara
(hard cavitation). Seperti halnya gelombang lain dalam perambatannya gelombang
kejut akan dipantulkan, di transmisikan atau dibiaskan, hanya disini kaidah
kaidah dan rumus yng dikenal seperti pemantulan, pembiasan tidak berlaku lagi
karena gelombang kejut mengikuti persamaan differensial nonlinier.
Atas dasar gejala-gejala fisika tersebut dapat disusun
hipotesa mengenai proses atau mekanisme pemecah batu (calculi) ginjal atau batu
empedu oleh gelombang kejut. Pulsa gelombangkejut yang hanya mempunyai pulsa
positif (pemampatan) akan mempunyai daya pemecah medium yang dilalui, sedangkan
sedangkan yanghanya mempunyai tekanan negatif (perenggangan) akan mempunyai
daya merobek. Gejala Cavitation yang timbul dan ditambah perubahan tekanan
negatif yang mendadak akan terbentuk konsentraasi tekanan yang besar dan
peristiwa tersebut akan memperbesar daya robek.gejala yang timbul berturutan
tersebut tidak menguntungkan cavitation yang diikuti konsentrasi tekanan
terjadi pada fluida yangter dapat didalam batu maka hal tersebut akan membantu
pemecahan batu.
Pulsa gelombang kejut selalu mempunyai tekanan positif
dan tekanan negatif, dengan demikian bentuk pulsa yang efektif untuk pemesah batu
harus mempunyai tekanan positip yang besar dan mempunyai tekanan negatif yang
sekecil mungkin.
Besarnya tekanan positip yang dimaksud adalah cukup untuk
memecahkan batu, tetapi masih cukup kecil untuk tidak meusak jaringan sekitar
batu dan tidak menimbulkan rasa nyeri.
|
|
|
|
Disamping
tekanan positif daya, daya
pemecah akan lebih efektif bila pulsa tersebut mempunyai kenaikan perubahan
positip yang curam atau rest time (tr) yang kecil dan lebar plsa (tw)yang
sempit.
Pulsa gelmbang
kejut setelah berinteraksi pada permukaan dan menembus batu akan akan
dipantulkan oleh permukaan batu sebelah belakang, dan akan terjadi perubahan
phase, tekanan positip akan berubah menjadi tekanan negatip, dimana gejala
cavitation terjadi seperti yang diterangkan diatas dan pristiwa ini akan
mempercepat pemecahan batu.
|
|
|
|
Dalam proses
pemecahan batu dengan gelombang kejut banyaknya pulsa yang diberikan tergantung
dari besar/ukuran dan jenis batu.
Sedangkan frekuensi pulsa didasarkan atas pertimbangan rasa nyeri yang timbul
dan alasan medis yang lain.
Pembangkit
Gelombang Kejut
Sumber energi
akustik dapat diperoleh dari sumber energi listrik dengan pelantara trandusae
elektro-mekanik. Pada saat ini berbagai teknik dan teknologi dari pembangkitan
eksitasi gelombang akustik pemfokusannya dapat digolongfkan sebagai berikut:
No
|
Eksitasi Gelombang Kejut
|
Sistem Fokus
|
1
|
Sistem elektro Magnetik (EMAS)
|
Lensa Akustik
|
2
|
Sistem
Piezoelectric
|
Terfokus sendiri
|
3
|
Sistem Spark Gap
|
Reflektor Elipso
|
Sistem Elektromagnetik (EMAS)
Sebagai sumber untuk enersi akustik dapat menggunakan
prinsip nduksi dari perubahan medan elektromagnetik (Elctro-magnetic Accustic
Source) dan secara skematik seperti pada gambar.5A.
Tabung
gelombang kejut terdiri dari kumparan pipih dan dilekatkan pada penyangga yang
kemudian dicelupkan dalam resin(seperti vernis) sehingga membentuk lapisan
isolasi. Kumparan ini dipisahkan oleh lapisan isolasi (polyester film) setebal
0,5 mm dengan membran logam (bronze), dan konstruksi ini membentuk suatu
transformator dengan bagian sekunder terhubung singkat. Apabila pulsa arus dari
muatan kapasitor dialirkan kekumparan tersebut maka akan menimbulkan perubahan
medan magnet dan menginduksi arus pada membran logam (eddy current), dimana
arus ini juga akan menimbulkan medan magnit. Kedua medan magnit ini akan saling
tolak menolak dan mengakibatkan membran logam mengeluarkan kejutan mekanik yang
kemudian mejadikan sumber gelombang kejut.
Secara teori matematis dan pendekatan dapat diturunkan
besarnya tekanan pemampatan maksimum disekitar membran sebagai fungsi dari arus
maksimum kapasitor.
Pm = 2 Uo
n² Im²
D²
Im = arus maksimum kapasitor.
D = garis tengah membran.
Uo = konstanta induksi.
N = jumlah lilitan kumparan.
Hasil
pulsa akustik yang dibangkitkan dari sumber elektromagnetik ini terdiri satu
pulsa bentuk sinus dengan bagian positif (pemampatan) dan diikuti bagian
negatif (peregangan) yang relatif kecl (akibat konstruksi membran), yang
kemudian akan membentuk gelombang datar dan merambat pada medium didepan
membran.
Sesuai
dengan sifat gelombang nonlinear, akan terbentuk gelombang kejut dengan
sendirinya pada jarak relaif jauh dari sumber, dan hal ini kurang praktis untuk
aplikasi extracorporeal lithotripsy. Hal tersebut diatas dapat diatasi dengan
memfokus gelombang kejut dengan menggunakan lensa akustik bikonkaf yang terbuat
dari bahan polystryrene. Pada sekitarfokus lensa akustik dalam arah memanjang
akan terjadi konsentrasi tekanan pemampatan berbentuk cerutu.
Sistem Piezoceramic
Sebagai
dasar dari sistem ini menggunakan prinsip efek piezoelektrik sebagai tranducer,
sumber akustik dapat dibangkitkan dengan jalan memberikan enersi listrik ke
bahan/material yang mempunyai sifat piezoelektrik.
Elemen-elemen
piezo dari bahan keramik (piezoceramic material; lead-circo-nate-titane atau
barium-titane) yang membentuk mozaik diletakan pada penyangga dengan bentuk
seperti cawan seperti pada gambar.6.
Pemberian pulsa
tegangan pada elemen-elemen peizo akan membangkitkan pulsa tekanan pemampatan
yang kemudian membentuk elombang kejut dalam perambatannya kearah titik fokus
dari cawan.
Karena bentuk
geometrik dari cawan maka pada titik fokus dengan sendirinya terjadi pemfokusan
tekanan pemampatan yang cukup besar dan mempunyai daerah konsentrasi (fokus)
yang cukup kecil.
Merupakan sifat
alamiah dari gejala piezoelektrik, maka bentuk pulsa gelombang kejut yang
dihasilkan akan mempunyai rise-time yang cukup lebar dan tekanan negatif yang
relaif tinggi, hal ini tidak menguntungkan untuk ESWL.
Sistem spark-gap
Sistem
pembangkit gelombang kejut dengan cara ini adalah yang diterapkan pada
peralatan ESWL pertama. Enersi listrik dari capasitor secara cepat dialirkan
antara kedua elektrode (Spark-gap) dalam air yang merupakan konduktor. Suhu air
akan naik secara cepat mencapai ribuan celcius dan akan terentuk uap dan
kemudian plasma. Ekpansi yang mendadak dari gas akan menyebabkan terbentuknya
pulsa tekanan pemampatan yang diikuti tekanan perenggangan dan terbentuklah
gelombang kejut.
Sistem
fokus dipergunakan elipsoide reflektor dimana sumber ledakan diletakkan pada
titk fokus F1 dengan demikian gelombang kejut akan terfokus pada titik fokus
F2. (lihat Gb.7)
Seperti terlihat pada gambar ada sebagian gelombang kejut
yang tidak dipantulkan /terfokus yang menuju kearah F2 dan gelombang ini tidak
berguna dalam proses pemecahan batu.
Teknik
Pengukuran Gelombang kejut
Dalam
teknik pengukuran tekanan, menggunakan prinsip gejala fisik yang sama pada
pembangkitan, hanya dalam pengukuran dipergunakan azas kebalikannya yaitu
pengubahan dari energi akustik ke enrgi listrik.
Pada
pengukuran langsung besar gelombang kejut, titik fokus, dipergunakan sistem
piezoelectrik dan sensor dipakai piezocristal atau polypinilidine (PVDF).
Lihat gambar 8.
Disamping
itu ada cara pengukuran yang tidak langsung, yang biasanya dimaksudkan untuk
mengetahui bentuk pulsa gelombang kejut.
Ternyata pengukuran tekanan memberikan hasil yang berbeda
tergantung dari sensor yang dipergunakan dan cara pengukuran. Dengan
menggunakan sensor PVDF meedle hydrophone, pengukuran sumber gelombang kejut
sistem elektromagnetik dilakukan dengan tegangan eksitasi 17 KV, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Sistem
|
Tekanan p+ (Mpa)
|
tr
(nsec)
|
tw
(nsec)
|
p-
(Mpa)
|
Elektromagnetik
|
22
|
220
|
600
|
4
|
Besarnya tekanan p+ tergantung dari besarnya tegangan eksitasi
(KV), dan menurut eksperimen nilai 20 Mpa cukup untuk memecahkan batu. Meskipun
pengetahuan tentang mekanisme pemecahan batu yang tepat belum ada, eksperimen
membuktikan tekanan diatemik akan lebih efektif dalam proses pemecahan batu
daripada tekanan statis. Oleh sebab itu tekanan p+ dengan waktu kenaikan yang
cepat (harga tr kecil ) dan lebar pulsa (tw) yang sempit adalah nilai-nilai
yang diharapkan. Besarnya harga ambang p, secara eksperimen belum dapat
ditentukan, tetapi diharapkan sekecil mungkin.
PERALATAN
LITHOTRIPTER
Perencanaan
peralatan ESWL, selain dibedakan dari sistem pembangkitan gelombang kejut serta
sistem fokusnya, dibedakan juga dari sistem lokalisasi. Dua tujuan dalam
lokalisasi yaitu memperoleh gambar (visualisasi) posisi batu dan membawanya
(setting) ke titik fokus dari sumber gelombang kejut.
Diperlukan
ketelitian yang tinggi dalam lokalisasi apabila volume titik fokus gelombang
kejut kecil dan ukuran batu kecil. Dituntut kualitas gambar yang baik untuk
mengatasi hal tersebut, apalagi selain untuk menset visualisasi diperlukan
untuk memantau hasil pemecahan batu selama tindakan.
Sistem
lokalisasi yang digunakan selama ini adalah sinar-X atau/dan ultrasound.
Ditinjau dari segi kualitas gambar sinar-X lebih baik dari ultrasound, hanya
tidak semua batu opague terhadap sinar-X.
PESAWAT ESWL
Siemens LITHOSTAR
Lithostar
adalah unit lithotriper buatan Siemens, dikembangkan bekerjasama dengan Clinic
Urolologie di Universitas Mainz. Unit ini selain untuk terapi juga digunakan
untuk diagnostik sinar-X seperti BNO, IVP, ERCP dll. Tindakan terapi
selain ESWL juga dapat dilakukan tindakan PCN, URS,
Cystoscopy dan Catherization.
Kontruksi
pesawat
Pesawat Lithostar terdiri dari bagian;
-Dua
buah pembangkit gelombang kejut dengan sistem Elektromedik (EMAS).
-Meja
pasien.
-Sistem
lokalisasi: - 2buah II
-
Generator sinar-X
-
TV Sistem
-Water
treatment system.
Pesawat Lithostar dapat dikembangkan untuk pemecah batu empedu
dengan menambah “Overhead Module” yaitu sebuah sumber gelombang kejut
elektromagnetik yang diperlengkapi lokalisasi ultrasound dan disebut “Lithostar
Plus”. (lihat gambar terlampir)
PEMBANGKIT
GELOMBANG KEJUT
Pembangkit
gelombang kejut terdiri dari tabung dan komponen-komponen seperti pada gambar.9
dan disebut “Shockwave Head”. Dua buah shockwave head dimaksudkan untuk
penembakan ginjal kanan dan kiri, bila perlu dapat dipertukarkan dengan jalan
membalik posisi pasien.
Prinsip
pembangkit gelombang kejut adalah sistem elektromagnetik, gelombang kejut yang
timbul akan merambat di air dan difokuskan lensa akustik yang mempunyai panjang
fokus 12,3 cm.
Shockwave head
dan High voltage swicth akan bekerja sesuai dengan ginjal kanan atau kiri yang
akan dilakukan penghancuran batu. Setelah kapasitor diisi oleh high voltage
power supply, yang bervariasi 13 kV hingga 19 kV, maka spark gap ditrigger,
besar tegangan trigger 300 volt.
Trigger dapat
dilakukan secara kontinu dengan frekuensi 1,5 Hz atau diserasikan dengan
respirasi pasien yaitu pada saat bernapas, ginjal akan naik turun sekitar 2
sampai 4 cm. Dengan jalan ini jumlah tembakan akan dihemat. Selain itu trigger
dapat diserasikan dengan EKG pasien atau kedua-duanya dan respirasi, terutama
pada pasien yang mempunyai kelainan jantung arythmia.
Sistem
Lokalisasi
Sistem Sinar X
Digunakan dua
buah tabung sinar X dan generator sinar X yang dipergunakan adalah sistem multi
pulsa ( Polyphos 30 M 0. kombinasi dua buah tabung sianr X dan dua buah tabung
Image Intensifier membentuk biplane dan bersudut 38º. Perpotongan kedua sumbu
tabung sinar Xtabung II dan kedua titik fokus shock wave head (kanan dan kiri)
bertemu disatu titik yang disebut isocenter. Pada kedua monitor TV titik
isocenter ini digambarkan sebagai garis silang.
Target atau
batu yang akan ditembak harus diletakkan pada titik isocenter ini melalui
ganbar dimonitor. Pengaturan ini dapat dilakukan secara manual atau automatik.
Dokumentasi dapat dilakuakn dengan film sinar X biasa karena unit ini
dilengkapi dengan Bucky. Atau dokumentasi dapat juga dibuat dengan Multispot
karena unit ini telah dilengkapi dengan teknik digital Radiography (DR).
Sistem Ultra
Sound
Pada
ultrasound visualisasi batu diidentifikasikan dengan densitas gambar dan hasil
bayangan ( shadow ) dari batu. Sistem lokalisasi jelas terlihat pada gambar 13.
MEja Pasien
Untuk
memudahkan meletakkan batu ketitik isocenter, meja pasien dapat digerakkan
dengan arah koordiant X, Y, Z setiap step pergerakannya 1 mm. Setiap arah
gerakan longitudinal (X), transversal (Y) dan naik turun (Z) digerakkan oleh
motor yang dikontrol dengan microprocessor. Agar tidak ada gerakan hentakan,
maka eksitasi motor diatur sebagai fungsi dari tegangan ramp oleh
microprocessor. Posisi X, Y dan Z terhadap posisi nol meja diperagakan secara
digit pada control console dengan satuan milimeter.
Water Treatment
Maksud dari
water treatment dalam pesawat Lithostar mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pendinginan
menyerap panas yang timbul
2. Menjaga tekanan air dalam shockwave
head
3. Degasing atau mediator
Beberapa
Tantangan ESWL
Walaupun ESWL telah terbukti
keandalannya, namun ia masih menyisakan beberapa tantangan. Diantaranya adalan
rendahnya tingkat keberhasilan ESWL (dengan satu kali tindakan) pada pasien
yang memiliki batu ginjal dengan diameter lebih dari dua sentimeter, dan pada
batu yang berjenis Cystine. Selain
itu masih didapatinya laporan terjadinya injury pada ginjal yang kemungkinan
besar disebabkan oleh cavitation.
Saat ini
berbagai riset masih intensif dilakukan untuk mengatasi beberapa masalah di
atas. Diharapkan pada akhirnya akan dapat dikembangkan teknologi baru yang
dapat meningkatkan efesiensi lithotripter
dalam menghancurkan batu ginjal dan disaat yang bersamaan dapat meminimalkan injury pada ginjal.
No comments:
Post a Comment