DEPOLARISASI
POTENSIAL AKSI SEL
Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda
potensial di antara kedua sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut
keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam keadaan istirahat/polarisasi ini diberi
rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka sel tersebut akan
berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif,
potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah
menjadi positif di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan
depolarisasi. Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di permukaan membran
sel dan merambat ke seluruh permukaan membran. Bila seluruh permukaan membran
sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel disebut dalam keadaan
depolarisasi sempurna.
Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan
repolarisasi. Dalam keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari
positif di sisi dalam menuju kembali ke negatif di sisi dalam. Repolarisasi
dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan membran sel. Bila
seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan sel
dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima
rangsangan berikutnya.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan
kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya
perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari
negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi
negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial
aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel
akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini
akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial aksi dari suatu sel yang
semula dalam keadaan istirahat.
Kanal
Sodium dan Potasium yang Terpicu-Tegangan (Voltage-Gated)
Yang berperan dalam proses depolarisasi maupun repolarisasi
selama berlangsungnya potensial aksi adalah kanal-kanal sodium dan potasium
yang terpicu-tegangan. Gambar 4 mengilustrasikan kanal terpicu tegangan
tersebut.
Sebuah kanal (misalnya sodium) terpicu-tegangan mempunyai
beberapa bagian fungsional. Salah satunya yaitu untuk menentukan selektivitas
terhadap ion. Untuk kanal sodium, hanya dapat melewatkan ion sodium saja tidak
untuk ion yang lain misalnya potasium. Bagian lainnya yaitu berfungsi sebagai
gerbang (gate) yang dapat membuka atau menutup. Gerbang tersebut
dikendalikan oleh sebuah sensor tegangan, yang menanggapi level potensial
membran. Ada dua macam gerbang yaitu gerbang aktivasi dan gerbang inaktivasi.
Ketika potensial membran normal yaitu -90 mV, gerbang inaktivasi terbuka tetapi
gerbang aktivasi tertutup sehingga menghalangi masuknya ion sodium ke sisi
dalam membran melalui kanal tersebut.
Bila karena sesuatu sebab potensial membran di sisi dalam
berubah menjadi kurang negatif, yaitu manjadi sekitar antara -70 dan -50 mV,
maka hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan konformasi dalam gerbang
aktivasi, sehingga gerbang tersebut menjadi terbuka. Keadaan ini disebut
keadaan teraktivasi, yang menaikkan permeabilitas membran terhadap ion sodium manjadi
500 sampai 5000 kali lipat, sehingga ion-ion sodium dapat dengan cepat masuk ke
dalam sel melalui kanal ini. Masuknya ion sodium ke dalam sel melalui kanal
sodium terpicu-tegangan ini menyebabkan kenaikan potensial membran dengan cepat
dari -90 mV menjadi +35 mV.
Kenaikan potensial membran sel tersebut menyebabkan gerbang
inaktivasi yang semula terbuka menjadi tertutup. Penutupan ini terjadi sekitar
0,1 ms setelah terbukanya gerbang aktivasi. Berbeda dengan gerbang aktivasi
yang membuka dengan cepat, gerbang inaktivasi ini menutup secara lambat.
Tertutupnya gerbang inaktivasi mengakibatkan ion sodium tidak lagi dapat
mengalir ke dalam sel melalui kanal ini, sehingga potensial membran berubah
menuju ke keadaan istirahat. Proses ini disebut repolarisasi.
Gerbang inaktivasi yang tertutup tersebut akan tetap
tertutup sampai potensial membran kembali ke atau mendekati level potensial
istirahat. Oleh karena itu, biasanya kanal sodium terpicu-tegangan tidak dapat
terbuka kembali sebelum sel kembali ke keadaan repolarisasi terlebih dahulu.
Dalam otot jantung, disamping kanal sodium terpicu-tegangan
terdapat juga kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan yang juga ikut berperan
dalam proses depolarisasi. Kanal ini permeabel terhadap ion kalsium maupun
sodium. Jika kanal ini terbuka maka ion-ion kalsium dan sodium dapat mengalir
ke dalam sel. Kanal ini teraktivasi dengan lambat, yaitu memerlukan waktu 10
sampai 20 kali lebih lama dibanding kanal sodium terpicu-tegangan. Oleh karena
itu kanal ini disebut sebagai kanal
lambat, sedang kanal sodium disebut kanal cepat. Terbukanya kanal
kalsium-sodium memungkinkan ion kalsium masuk ke dalam sel. Karena ion kalsium
bermuatan positif, maka masuknya ion ini ke dalam sel mengakibatkan
perpanjangan proses depolarisasi, atau dengan kata lain terjadi penundaan
proses repolarisasi.
Dalam proses repolarisasi, yang juga ikut berperan adalah
kanal kalsium terpicu-tegangan. Dalam keadaan istirahat, gerbang kanal ini
tertutup sehingga ion potasium tidak dapat mengalir melalui kanal ini. Pada
saat potensial membran naik dari -90 mV menuju nol, pada kanal ini terjadi
pembukaan konformasi gerbang sehingga ion potasium dapat mengalir keluar sel
melalui kanal ini. Akan tetapi, karena adanya sedikit penundaan (delay),
kanal potasium ini terbuka pada saat yang bersamaan dengan mulai tertutupnya
kanal sodium. Kombinasi antara berkurangnya ion sodium yang masuk ke dalam sel
dan bertambahnya ion potasium yang keluar sel mengakibatkan peningkatan
kecepatan proses repolarisasi menuju potensial membran istirahat.
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan
istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam
Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial
aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2,
dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.
Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan
(kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel.
Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase
2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya
kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal
potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase
kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan
serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke
fase 4, yaitu fase Pompa Na+-K+.
No comments:
Post a Comment